Skip to main content

Pengalaman Berobat ke Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar

Hai semuanya, nggak kerasa sudah lama nggak update di blog ini.

Untuk pembukaan, let’s talk about some simple things~

Kebetulan beberapa hari yang lalu saya jatuh sakit. Memang dasarnya lagi musim orang sakit, eh, saya kena juga. Jadi sakitnya itu di leher seperti ada yang membengkak dan itu membuat saya merasa sakit tiap kali menoleh atau menggerakkan leher. Benjolan di leher ini terasa banget kalau dipegang. Nah, sebagai netizen yang nggak gaptek, mulailah saya browsing di Google kira – kira apa penyebab leher di bawah telinga saya bengkak dan sakit.

Banyak banget kemungkinan yang bisa terjadi mulai dari radang tenggorokan yang memicu bengkak, infeksi di kelenjar getah bening, sampai penyakit- penyakit mengerikan yang bikin saya ngeri.Tapi kebanyakan bilang kalau pembengkakan seperti akan hilang sendiri apabila pemicu nya sudah sembuh, jadi saya minum banyak air putih hangat karena biasanya radang saya anteng sembuhnya selama saya nggak mengkonsumsi yang manis –manis dulu.

Masalahnya, sewaktu saya mau tidur, leher saya rasanya sakit bukan main! Mau noleh sakit banget sampai saya harus pegang dulu kepala saya sebelum rebahan, dan sakitnya terus berlanjut sepanjang malam. Saking sakitnya leher saya sampai kaku dan pegal, kepala juga jadi pusing karena menahan sakit. Akhirnya saya putuskan untuk izin dari tempat kerja dan pergi ke rumah sakit pagi harinya.

Saya berangkat pukul 9 pagi, rumah sakit yang saya tuju adalah RSU Bhakti Rahayu. Sebelumnya saya sudah pernah berobat ke Rumah Sakit Surya Husada , Cuma saya ingin tahu bagaimana pelayanan di RSU Bhakti Rahayu jadi bertolak lah saya kesana. Sebenarnya gendeng juga dipikir ya, sakit – sakit kok malah ala mau ngereview rumah sakitnya? Ya biarin lah, lumayan untuk sharing - sharing ringan toh.



Sesampainya disana, antrian sudah lumayan banyak. Saya masuk melalui pintu depan di sebelah UGD dan langsung menuju konter pendaftaran. Kali ini saya tidak pakai jalur BPJS melainkan jalur Pasien Umum, soalnya walau gendeng – gendeng gini sakit di leher saya nggak tertahankan dan saya nggak mau menunggu lama di antrian BPJS (Feelingnya sih biasanya begitu). Eh, ternyata saya salah masuk bangunan. Nggak salah – salah juga sih, bangunan di samping UGD ini dikhususkan untuk pasien yang ingin berobat langsung ke dokter spesialis. Jadi karena saya rasa saya belum perlu sekali berkonsultasi ke spesialis maka saya meminta ditangani oleh dokter umum. Mbak nya dengan ramah mengarahkan saya untuk pergi ke gedung satu lagi yang jaraknya kurang lebih 5 menit jalan kaki dari bangunan depan. Si Mbak juga menawarkan opsi kalau mau dengan dokter spesialis nya langsung bisa dibantu proses langsung disana (Teknik up selling si mbaknya lumayan juga nih hehehe) tapi saya memilih ke dokter umum dulu.

Jadi arahannya dari gedung UGD + Praktek Spesialis itu kalian keluar gedungnya lalu belok kanan dan kanan lagi (pokoknya kalian akan melihat tempat parkir ambulans) setelah itu jalan terus sampai pertigaan kedua dan belok kiri. Sign jalannya kurang jelas sih tapi banyak bapak – bapak berkumis manjah dan baik hati yang bisa mengarahkan kalian ke tujuan yaitu praktek dokter umumnya.

Setelah menemukan gedung yang benar, saya masuk dan langsung menuju meja resepsionis. Disana sudah di printkan nomor urutan pasien jadi kalian tinggal ambil saja. Saya lihat tidak ada konter yang berbeda untuk pengguna BPJS atau Pasien Umum. Saya dapat nomor 31 dan panggilan pertama yang saya dengar adalah nomor 27 jadi tinggal 4 orang saja sebelum saya.

Saat nomor urutan saya dipanggil, saya menuju meja pendaftaran dan menjelaskan segala kegundahan saya karena leher yang cenat cenut ke Mbak Receptionnya. Karena saya memakai jalur Pasien Umum, mereka meminta KTP saya sebagai data. Saya juga langsung dibuatkan kartu identitas berobat jadi apabila saya datang berobat lagi mereka sudah memiliki data saya. Setelah itu saya menunggu dan mendengarkan dengan baik kalau nama saya dipanggil memasuki ruang periksa.


Tidak menunggu lama , nama saya sudah dipanggil. Karena mereka memanggil menggunakan nama dan bukan nomor antrian, saya tidak bisa memastikan bahwa saya lebih cepat mendapat giliran periksa karena menggunakan jalur pasien umum atau karena memang sudah giliran saya. Pasien yang menunggu di dalam ruang tunggu terlihat lumayan penuh, but whatever saya langsung memasuki ruang periksa.

Dokter yang memeriksa saya adalah dokter laki- laki berkacamata. Sekali lagi saya menjelaskan kegundahan hati saya dan dokter tersebut segera melakukan pemeriksaan rongga mulut saya (Iya disuruh buka mulut lebar-lebar pas leher sakit itu susah by the way) dan perawat di ruangan membantu mengukur suhu tubuh juga mengecek tekanan darah saya (tekanan darah saya ada di angka 110/60 pada saat itu, normal-normal aja lah ya)

Dokter lalu merumuskan resep untuk saya dan dia juga menjelaskan bahwa benar dugaan saya kalau kelenjar getah bening saya yang kemungkinan terinfeksi alias saya terkena limfadenitis. Limfadenitis adalah kondisi dimana terjadi peradangan pada kelenjar getah bening di dalam tubuh. Penyebabnya bisa bermacam-macam mulai dari radang tenggorokan saya atau bisa juga infeksi di kelenjar getah beningnya sendiri karena virus, bakteri atau jamur (Well, no wonder memang lagi musim – musimnya orang sakit disentri , etc yang berkaitan dengan virus dan bakteri saat saya sakit kemarin)

Obat yang diresepkan ada 3 jenis yaitu:

1.       Ceptik Tablet 100MG: Antibiotik untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh virus/bakteri

2.       Lameson Tablet 4MG: Untuk radang tenggorokan saya

3.       Sanmol Forte Tablet : Untuk pereda nyeri dan demam bila muncul (Yes I need it!)

Dokter juga memberikan saya surat keterangan sakit untuk diberikan ke kantor. Ingat ya guise kalau kalian memang sakit dan bisa menyerahkan surat keterangan sakit kalian diizinkan untuk mengambil libur sejumlah hari yang disarankan oleh dokternya di surat keterangan sakit, jadi jangan lupa minta surat keterangan sakit kalau kalian adalah pegawai atau pelajar yang seharusnya bekerja/sekolah pada hari tersebut.

Saya menunggu sekitar lima menit lalu perawat memberikan saya surat keterangan sakit dan juga resep obat untuk dibawa ke apotek. Ternyata saya harus menebus obat tersebut di apotek dekat UGD tempat saya pertama datang tadi. Awalnya saya heran kenapa saya harus bolak - balik kesana dari tempat praktek dokter umumnya padahal di dekat konter pendaftaran juga ada loket yang nampaknya tempat menebus obat. Setelah saya sampai di apotek di sebelah UGD , barulah saya tahu alasannya. Obat yang diresepkan untuk saya ternyata adalah obat paten, jadi tempat pengambilannya berbeda dengan pengambilan obat generik . Mendengar bahwa apotekernya menjelaskan bahwa obat saya itu adalah obat paten saya sudah mendapatkan feeling bahwa harga yang harus saya bayarkan akan mencapai 5 digit. Dan benarlah harga obatnya tidak murah, saya akui bahwa saya lumayan kaget pada saat mendengar total harga yang harus dibayar. Berikut perinciannya:

1.       Ceptik Tablet 100MG: IDR 319.310

2.       Lameson Tablet 4MG: IDR 40.740

3.       Sanmol Forte Tablet : IDR 5.540

4.       Biaya pemeriksaan dokter : IDR 50.000

Total : IDR 415.590

Jadi yang paling mahal memang si antibiotiknya ini sih, yah memang resikonya sakit ya gitu, makanya orang bilang sehat itu mahal, sekalinya sakit ketampol 400 ribu soalnya hihihi.

Setelah menebus obat saya langsung kembali ke rumah. Total perjalanan saya pulang pergi kira-kira 1.5 jam. Tidak terlalu lama kalau dibandingkan berobat ke puskesmas biasanya. Jadi saya lumayan yakin memang ada harga ada kualitas.

Btw, obatnya manjur. Hari itu seharian saya cuma makan, minum obat, tidur. Bangun lagi, ke kamar mandi, makan, tidur. Sorenya saya bangun dan minum obat lagi dan rasanya sudah merasa mendingan banget. Leher saya sudah tidak cenat - cenut jadi saya sudah bisa beraktifitas normal walau sakitnya masih sedikit mengganggu.

Overall, pengalaman saya berobat di RSU Bhakti Rahayu melalui jalur pasien Umum lumayan bagus. Proses pendaftaran dan lain-lainnya cepat dan tidak membuat saya menderita terlalu lama, Obat yang diberikan work so good walau harganya membuat dompet saya mendadak langsing. Dokter dan perawat serta petugas-petugas yang melayani saya lumayan ramah. Cuma apa memang kebanyakan rumah sakit itu sulit mencari lahan yang bagus ya , karena bangunannya terpisah lumayan jauh dan lumayan membingungkan untuk orang yang baru pertama kali berobat kesana. Petunjuk arahnya juga kurang jelas menurut saya. Kasihan juga kalau ada pasien yang sakitnya lumayan dan harus pindah - pindah dari satu bangunan ke bangunan lain.

Sekian cerita saya hari ini, apa kalian pernah berobat ke rumah sakit yang sama? Bagaimana pengalaman kalian? Yuk sharing disini ;)

Comments

  1. pengalaman yang bagus, pelayanan di RSU Bhakti Rahayu lumayan cepat ya, nice info :)


    cara pendaftaran cpns

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mana Lebih Untung, Menabung di LPD atau Bank Konvensional?

Kalau kita membicarakan masalah Saving alias menabung, pasti akan ada salah satu pertanyaan yang muncul di benak kita yaitu ; Menabung dimana ? Tentu, ada banyak sekali pilihan untuk menabungkan dana kita mulai dari Bank Konvensional, Bank Syariah, Koperasi, dan apabila kita ingin menginvestasikan dana kita tidak dalam bentuk uang cash, kita pun bisa menabungkan nya dalam bentuk emas, saham, reksadana dan masih banyak lagi. Tapi kali ini, saya akan menjelaskan tentang perbedaan menabung di bank konvensional (sebagai contoh saya ambil bank BCA) dan LPD atau Lembaga Perkreditan Desa (sebagai contoh LPD Sumerta) berdasarkan pengalaman saya menggunakan jasa bank dan lembaga tersebut. Sebelum membahas perbedaan keduanya, mungkin ada yang masih bingung ; Apa sih LPD itu? Pelayanan di LPD . Gambar dari : Bali Saja “LPD adalah Lembaga Perkreditan Desa yang ada di Bali sebagai suatu badan usaha simpan pinjam yang dimiliki oleh desa adat yang ber...

Papaya : Surga Belanja Pecinta Makanan Jepang

Hi Awesome! Kadang kalau lagi bosen nggak ada kerjaan (Dan kebetulan punya uang berlebih , LOL) Aku suka mampir ke Papaya Fresh Gallery. Maskot Papaya nih. Hehehe.. Why? Karena nggak Cuma menyediakan kebutuhan harian seperti supermarket atau minimarket pada umumnya, mereka juga punya stand-stand khusus yang menjual makanan/minuman berbau Jepang *love *love Deretan Gyoza yang tinggal dipanaskan lalu disantap. Yum yum~ I really love Japanese Food and Papaya itu surga banget buat aku yang rewel soal makan. Senggol kiri ketemu onigiri , senggol kanan ada macam-macam katsu (ayam, babi, sapi, keju, labu etc) goyang kiri ada sushi , goyang ke kanan ketemu bento. I just hope they open a branch near to my office supaya aku nggak bingung lagi kalau mau belanja huhuhu~ Item yang wajib di beli. Tuna Mayo Onigiri di section ini! Tapi seriously guys, aku cinta banget sama supermarket satu ini. Dan sekedar info, kalau sudah mau malam menjelang jam tutup toko, mereka...